Boeing, salah satu raksasa industri penerbangan dunia, terjebak dalam hubungan yang rumit antara Amerika Serikat (AS) dan China. Di satu sisi, China adalah pasar terbesar kedua bagi Boeing setelah AS. Di sisi lain, ketegangan geopolitik antara Washington dan Beijing menciptakan tantangan besar.
Lalu, bagaimana Boeing bertahan di tengah persaingan dua negara adidaya ini? Mengapa China masih membutuhkan Boeing meskipun mendukung pesaingnya, COMAC? Artikel ini mengupas dinamika hubungan yang penuh paradoks ini.
Boeing dan Ketergantungan pada Pasar China
1. China sebagai Pasar Kritis
China diprediksi akan menjadi pasar pesawat terbesar dunia dalam dekade mendatang. Boeing memperkirakan bahwa China akan membutuhkan lebih dari 8.700 pesawat baru dalam 20 tahun ke depan. Ini peluang besar bagi Boeing, yang saat ini bersaing ketat dengan Airbus dari Eropa.
2. Dampak Larangan AS pada Huawei dan Pembalasan China
Ketika AS memberlakukan sanksi terhadap Huawei, China membalas dengan menunda persetujuan untuk Boeing 737 MAX setelah dua kecelakaan fatal. Pembekuan ini merugikan Boeing secara finansial, menunjukkan betapa politik dapat memengaruhi bisnis.
Persaingan Boeing vs COMAC: Ancaman Baru dari China
1. Kebangkitan COMAC
China tidak hanya ingin menjadi konsumen, tetapi juga produsen pesawat. COMAC (Commercial Aircraft Corporation of China) mengembangkan pesawat buatan lokal seperti C919, yang dirancang untuk menyaingi Boeing 737 dan Airbus A320.
2. Dukungan Pemerintah China untuk COMAC
Beijing memberikan subsidi besar-besaran dan memaksa maskapai lokal untuk memilih C919. Ini tantangan serius bagi Boeing, karena China bisa mengurangi ketergantungannya pada pesawat AS.
Ketegangan AS-China: Boeing di Tengah Perang Dagang
1. Tarif dan Pembatasan Ekspor
Perang dagang AS-China menyebabkan kenaikan tarif impor untuk komponen pesawat, meningkatkan biaya produksi Boeing. Selain itu, pembatasan ekspor teknologi AS memperlambat pengiriman pesawat ke China.
2. Boeing sebagai Alat Diplomasi
Meskipun bersaing, AS dan China kadang menggunakan Boeing sebagai alat diplomasi. Misalnya, pembelian pesawat Boeing oleh China sering menjadi tanda membaiknya hubungan bilateral.
Masa Depan Boeing di China: Bisnis atau Politik yang Menang?
1. Strategi Boeing untuk Bertahan
Boeing berusaha memperkuat hubungan dengan mitra lokal di China, seperti membangun pabrik perakitan dan pusat riset. Mereka juga terus mendorong pemerintah AS untuk menjaga hubungan dagang dengan Beijing.
2. Skenario Terburuk: Jika China Beralih Sepenuhnya ke COMAC
Jika China benar-benar mengurangi ketergantungan pada Boeing, perusahaan ini bisa kehilangan miliaran dolar dalam pendapatan. Namun, banyak ahli percaya bahwa China masih membutuhkan Boeing karena keterbatasan teknologi COMAC.
Kesimpulan
Hubungan Boeing, China, dan AS adalah contoh nyata bagaimana bisnis dan politik saling terkait. Boeing terjepit antara kebutuhan akan pasar China dan ketegangan geopolitik AS-China.
Di satu sisi, China butuh Boeing untuk memenuhi kebutuhan penerbangannya yang tumbuh pesat. Di sisi lain, AS ingin mengurangi ketergantungan teknologi China sambil mempertahankan dominasi industri penerbangannya.
Pertanyaannya sekarang: Akankah Boeing mampu bertahan di tengah persaingan sengit ini, ataukah COMAC akan mengambil alih pasar? Hanya waktu yang bisa menjawab.