generasi yang paling melek digital, Gen-Z, justru mulai meninggalkan smartphone mereka. Sebagai gantinya, mereka beralih ke HP pengganti—ponsel sederhana tanpa fitur media sosial dan aplikasi canggih. Apakah ini bentuk perlawanan terhadap era digital yang semakin intens?
Mengapa Gen-Z Beralih dari Smartphone?
1. Kelelahan Digital (Digital Fatigue)
Gen-Z menghabiskan rata-rata 7–9 jam per hari di depan layar. Notifikasi tak henti dan arus informasi yang masif menyebabkan overstimulasi dan kelelahan mental. HP pengganti menawarkan pelarian dari hiruk-pikuk digital.
2. Mencari Koneksi Nyata
Ironisnya, meski hidup di era hiper-konektivitas, banyak Gen-Z merasa kesepian. Mereka kini lebih menghargai momen tanpa gangguan digital, seperti obrolan tatap muka atau menikmati alam tanpa tergoda membuka Instagram.
3. Gaya Hidup Minimalis dan Nostalgia
HP pengganti seperti Nokia klasik atau ponsel flip kini dianggap keren dan retro. Selain itu, minimnya fitur justru membantu mereka fokus pada hal-hal penting, selaras dengan semangat gaya hidup minimalis.
Gen-Z tidak sepenuhnya menolak teknologi. Mereka hanya mencari keseimbangan. HP pengganti bukanlah simbol kemunduran, melainkan bentuk kontrol atas gaya hidup digital yang selama ini mendominasi.
Meski mungkin tidak semua Gen-Z akan sepenuhnya meninggalkan smartphone, tren ini menunjukkan adanya pergeseran kesadaran. Kemungkinan besar, HP pengganti akan menjadi bagian dari “second phone lifestyle” — satu untuk komunikasi dasar, satu lagi untuk keperluan kerja atau hiburan.